Showing posts with label komedi. Show all posts
Showing posts with label komedi. Show all posts

Wednesday, November 22, 2006

Bertanya atau Mati!


Nonfiksi
Judul: Bertanya atau Mati!
Penulis: Isman H. Suryaman
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama


"Entah bagaimana, keponakanku Karina bisa secara naluriah mengetahui barang mana saja yang tidak boleh dimasukkan ke dalam mulut, dan mengincarnya," tulis sang buku. "Jika saja ada kelas bayi yang mengajarkan mana yang bisa dimakan dan mana yang tidak, jangan-jangan Karina akan mencoba menelan gurunya."

"Haha!" tawa sang pembaca.

"Hah?" ujar temannya, menggaruk kepala.

"Lantas, ada pula gulat, cabang olahraga yang sangat mencerminkan dunia kerja," tulis sang buku dalam esai lain. "Saat masih dalam lingkup amatir, seorang pegulat akan berusaha mati-matian untuk membanting dan mengunci setiap lawan demi meraih prestasi. Tapi begitu menginjak dunia profesional dan dibayar, ia hanya pura-pura bertarung."

"Haha!" tawa sang pembaca.

"Lucunya di mana sih?" tanya teman sang pembaca.

"Nggak ngerti," geleng sang pembaca. "Daripada dikira nggak bisa nangkep."

"...buku humor yang mengajak Anda tertawa dan berpikir," tulis Isman di blognya.

"Tertawa atau berpikir kali, ya?" ujar sang pembaca.

Monday, November 20, 2006

Jomblo


Fiksi
Judul: Jomblo (Sebuah Komedi Cinta)
Penulis: Adhitya Mulya
Penerbit: Gagas Media


"Saya jomblo karena keraguan," ujar Olip. Dan ia (akhirnya) ditolak pada usaha pertama.

"Gue jomblo karena pilihan," ujar Doni. Dan ia meniduri cewek yang ditaksir Olip.

"Gua jomblo karena kelakuan," ujar Bimo. Dan ia ditolak pada pandangan pertama.

"Guah jomblo karena ketidaklakuan," ujar Agus. Tapi ia bohong.

Status jomblo bertahun-tahun: Hancur.

Agus memacari dua cewek sekaligus. "Saatnya bagiku untuk berteori tentang cewek," ujar Agus. Doni, Bimo, dan fantasi Olip mendukung dengan bergantian jadi comic relief.

"Susah ya, setia ke cewek yang nyusahin?" keluh Agus, merangkul selingkuhannya. "Ngomong-ngomong, Agus udah jadian lho."

"Oke," angguk sang selingkuhan, "kalau gitu gua mau ke kamar mandi dulu dan nangis, siapa tahu ada cewek lain yang bernasib serupa di sana."

"Hai," sapa seorang cewek di dalam kamar mandi. "Gue baru kehilangan keperawanan ama cowok. Kira-kira masalah elo serupa nggak?"

"Awalnya emang gua bukan perawan, sih, tapi sama, lah. Cowok emang berengsek!"

"Iya, tapi gue jatuh cinta kepada si berengsek itu," ujar sang cewek dalam kamar mandi.

"Sama," angguk sang selingkuhan. "Yuk ah, dadah."

"Gus, temenin gua menghancurkan persahabatan kita dong," ajak Doni. "Gua mau ngomong ke Olip, nih, kalau cewek yang ia taksir jadian ama gua."

"Oke," angguk Agus. "Supaya nggak mencolok, gimana kalau kita ngomongnya di tengah lapangan basket?"

Persahabatan bertahun-tahun: Hancur.

"Neng," sapa Agus kepada pacarnya. "Aa mau put..."

"Ngomong-ngomong, Aa," potong pacarnya, "ini saat yang tepat nggak bagi saya untuk menunjukkan kedewasaan diri?"

"Tepat banget," angguk Agus. "Aa jadi nggak bisa mutusin." Agus pun pergi dan memutuskan selingkuhannya dengan justifikasi diri.

"Bentar, bentar," tahan Agus. "Harus ada romantisasi di sini." Ia berpikir, "Dan dia pun tak pernah terlihat secantik ini."

Akal sehat bertahun-tahun: Hancur.