Thursday, November 9, 2006

Cewek!!!


(untunglah) Fiksi
Judul: Cewek!!!
Penulis: Esti Kinasih
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

"Gue cewek keras kepala yang mendukung emansipasi wanita," ujar Langen.

"Gua cewek manis yang sebenarnya berjiwa pemberontak," ucap Fani.

"Saya wanita ayu yang masih berdarah ningrat," ujar Febi.

"Kami adalah para pacar yang akan mengesalkan mereka dengan lebih sering naik gunung daripada ngajak mereka kencan," ujar Rei, Bima, dan Rangga.

"Aku Stella yang supergenit," tukas seorang cewek. "Dan aku Josephine yang berbodi yahud," senggol seorang lagi. "Tanpa alasan karakterisasi yang jelas, kami akan naik gunung juga."

"Akan kami temani!" seru Rei, Bima, dan Rangga. "Karena cewek mana bisa lah naik gunung?"

Langen, Fani, dan Febi pun menyusun rencana, "Kita akan tersinggung, menantang cowok-cowok kita balapan mendaki ke puncak gunung, menang, dan memaksa mereka tanda tangan perjanjian untuk melakukan apa saja yang kita mau."

"Sepertinya ada yang kurang di rencana itu," pikir Febi.

"Febi," tegur Fani. "Kau kan wanita ayu. Jangan pikirkan hal kecil seperti kita nggak pernah pengalaman naik gunung dan mereka sudah terbiasa."

"Kami akan menerima, karena kami stereotipe cowok yang memandang rendah cewek," tawa Rei, Bima, dan Rangga. "Kami sendiri heran kenapa mereka masih mau sama kami."

Fani memandang puncak gunung nun jauh di sana dengan terengah-engah, "Kita bakal kalah, Langen."

"Jangan khawatir," Langen menenangkan, "aku ada rencana."

"Terakhir kali saya mendengarkan rencanamu, saya harus mendaki jalan terjal berbatuan sejauh puluhan kilometer," ujar Febi.

"Febi," Fani mengingatkan. "Jangan lupa, kamu wanita ayu."

"Rencana ini berbeda," angguk Langen. "Ini adalah rencana yang akan menekankan salah satu pesan moral buku ini, bahwa kekuatan otot tidak akan menang jika tidak diimbangi kekuatan otak!"

"Matilah kita," keluh Febi.

"Wanita ayu, wanita ayu," ulang Fani sebelum menoleh ke arah Langen. "Dan rencananya adalah...?"

"Kita akan mempertontonkan tubuh kita dengan baju seminim mungkin dalam suhu superdingin!" seru Langen. "Saat rombongan cowok lain curi-curi lihat, para cowok kita pasti nggak rela dan bisa kita paksa untuk menandatangani perjanjian."

"Oh, untunglah," Febi menghela napas lega. "Saya tadinya takut kalau saya harus melakukan hal yang merendahkan martabat saya sebagai wanita."

Mereka melakukannya dan BERHASIL!

"Sekarang kita tahu kenapa mereka masih mau sama kita," ujar Rei kepada Bima dan Rangga. "Karena cowok lain akan membiarkan mereka mati kena radang paru-paru."

"Ya, cowok lain masih waras," angguk Bima dan Rangga.

No comments: